M untuk 'mobile'
![]() |
saya di tengah mobil. credit photo: Efendi Siregar |
Kisah tersebut membayang di benak saya tatkala permohonan sekolah SMK Kesehatan Wirahusada Medan dikabulkan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Sumatera Utara. Wujud dari restu tersebut ialah dua unit mobil M-PLIK yang bertengger di lapangan basket sekolah. Sempat saya 'terpeleset' dengan singakatan Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan ini dengan nama makanan "emping".
Bukan kendaraan empat roda tersebut yang menggelitik fikir untuk menjabar kata mobil dalam M-PLIK ini. Ada besutan yang lebih mendalam. Benar bahwa perangkat tersebut memang digerakkan atau diboyong oleh kendaraan mobil. Tetapi ia akan kehilangan nilai mendasarnya jika hanya mengayuh laut pemaknaan itu saja.
Pencerahan saya temui di wajah si mobil sendiri. Selarik (mirip) semboyan melekat di kaca depan: Jadikan masyarakat terpencil tidak terkucil. "Lha!? Memangnya sekolah kita terletak di daerah terpencil?" Sejumlah kesah memantul di lapangan basket tersebut. Namun, para pemilik suara tidak kelihatan rimbanya. Ini pun merembes pada minimnya minat warga sekolah untuk mengecap sendiri layanan Internet gratis tersebut. Mungkin masih segan. Atau?
Hikayat jarum menjahit benang
Penggugah semangat yang senang saya pegang ialah: Apa yang bisa saya perbuat dengan ini? 'Ini' bisa berarti jamak. Saya sendiri lebih suka menyebutnya keberuntungan. Jika meminjam dalil motivator Tung Desem Waringin yang menyebut: Keberuntungan ialah ketika peluang bertemu dengan persiapan. Maka, peluang dari kehadiran M-PLIK harus dibarengi dengan persiapan agar klop. Setidaknya menggali pengetahuan ataupun memperluas jaringan silaturahmi liwat dunia mayantara.
Dalam agenda perdana ini (hingga Sabtu, 10 Maret 2012), misi pribadi saya ialah memperluas citra SMK Kesehatan Wirahusada Medan. Yang juga merupakan tanggungjawab saya sebagai pemangku posisi Humas. Adalah Facebook dan blog jua yang telah menghantar nama sekolah kita hingga menjadi narasumber Komisi IX - DPR RI, dalam penyerapan aspirasi untuk RUU Keperawatan. Jadi, dengan M-PLIK semestinya akan lebih dahsyat. :)
Gading retak, tidak terelakkan lagi, merupakan warna unik dalam tiap perjuangan. Saya tidak bisa menutupi kekesalan karena mayoritas hanya memberdayakan internet gratis tersebut untuk mengakses Facebook. Beberapa malah takzim bermain Poker. Halah! Saya tepuk jidat.
Kembali pada penelusuran 'mobil' mengait kehadiran M-PLIK, kesimpulan yang dipetik (alm) bapak Sebayang ternyata bersifat tak terhingga. Bergerak menyentuh kesadaran bahwasanya keberuntungan bukan lagi penantian bintang jatuh ataupun durian runtuh. Malah, pergerakan ini sangat mengena dengan tuah Dedy Mizwar mengenai sosok pemimpin yang berani/ siap mengorbankan ego. Ada yang dikorbankan dalam gerak mencapai puncak kepemimpinan. Menjadi pemimpin yang mengesampingkan ego.
Adalah bumbu narsisme yang menjadi nila dalam wadah susu Facebook di kalangan kita. Padahal, tidak hanya Facebook. Terdapat banyak rujukan dan sosok yang dapat menggerak perkembangan kompetensi pengguna internet. Jadi tergantung bijak tidaknya tata laksana kita memberdayakannya. Hikayat jarum menjahit benang. Demikian juga hendaknya serpih-serpih pengetahuan berharga kita rajut. Dan juga dibagikan bagi sesama.
Kelihatannya memang mudah bila dituang dalam baris kata. Namun, saya tidak terkejut jika toh pemberdayaan M-PLIK di agenda perdana ini dijejali riwayat Facebook. Hasil ini akan menjadi cikal pembenahan di agenda permohonan berikutnya (rencananya dibarengi pelatihan). Akhirul kata, ini seolah menegaskan cibir seorang pengamat bahwa "bangsa kita adalah bangsa yang tergagap-gagap.
Catatan: mobile berasal dari bahasa Inggris. Alih bahasa ke bahasa Indonesia dimaknai bergerak. Dengan fungsinya sebagai kata sifat (adjective). Contoh: mobil phone.
0 komentar:
Posting Komentar