[Latest News][7]

#RumBerdikari
2011
2012
2013
agama
agus sampurno
akronim
alkitab
ananta
ananta bangun
anantabangun.net
antar golong
anti streisand
AT-TIK
bahagia
bahasa indonesia
bangun
barbra streisand
becak
behasa inggris
belajar
Bertom Turnip
berton turnip
blindekuh
blog
blogger sumut
bramma sapta aji
budaya
buku
ceritera
chatting
columbus
dale carnegie
darmadi darmawangsa
diskominfo
djalaluddin pane foundation
download
DPF
e-mail
Einstein
enchanment
endorfin
etika
facebook
farid hardja
fastron blogging challenge
geman
gereja
gerhana bulan
google
googlism
guru
guy kawasaki
haisen
hari ibu
harry van yogya
helda
hikari
ibu
ice break.
ice breaking
ilmu
inspirasi
internet
ira lathief
jenuh
jepang
john holt
kaizen
keepvid
kiat menulis
komitmen
konsentrasi
koran
kristen
labuhanbatu
labusel
langkah
langkah-langkah
m nuh
m-plik
marketing
medan
media
membaca
menteri pendidikan
menulis
meutya hafid
motivasi
mplik
napaktilas
narkoba
ndikkar
ndorokakung
ngoge
normal is boring
opini
orde baru
orde lama
otak
panduan
paroki santa maria
pelatihan
pelatihan TIK
pemasaran
pemekaran
pendidikan
pengetahuan
peramban
pisa
pmi
pmr
politik
powerpoint
presentasi
prokrestus
qaris tajudin
radio
rantauprapat
ras
reformasi
relawan AT-TIK
religi
resensi
resolusi
restoran
sara
schooling
sederhana
sejarah
sekolah
selamat hari guyu
seminar
sharing
sheque
silat
sinar timur
SMK Kesehatan Wirahusada Medan
social media
starnews fm
strategi olah kelompok belajar
streisand
stroke
suku
sumatera utara
sumut
swiss
tcdp
teknologi
tema
the marketeers
thomas friedman
tiang bendera
TIK
tips
ToT
Tuhan
ujian nasional
UN
unduh
unschooling
usia
velangkani
veronica colondam
video
vinsensius
waktu
wanita
wikipedia
wirahusada
youtube
zurich

Ad Section

Tampilkan postingan dengan label prokrestus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label prokrestus. Tampilkan semua postingan

Jangan mengajar di ranjang Prokrustes

Alkisah pada suatu masa di negeri Yunani, nama 'Prokrustes' menimbulkan kegegeran. Siapa Prokrustes? Memiliki nama asli Damastes, ia dijuluki Prokrustes yang berarti "meregangkan", Ia terkenal karena muslihatnya mengundang para musafir yang bertualang ke daerah Attica.

Usai menjamu dengan suguhan nikmat. Ia mengajak tamunya untuk tidur di ranjang besi miliknya. Bila ukuran ranjang terlalu panjang, maka Prokrustes akan meregangkan tangan dan kaki tamunya hingga benar-benar pas. Acapkali hingga anggota tubuh tersebut lepas. Bila kaki tamunya terlalu panjang dari ukuran ranjang, ia akan memotongnya sesuai panjang ranjang tersebut.

Fanatisme Prokrustes untuk mendapatkan segala sesuatu ideal menurut egonya menjadi inspirasi Nassim Nicholas Taleb. Ia mencibir ego serupa yang mewabah pada masyarakat kita kini. Dalam aforisme di bukunya "Ranjang Prokrustes" Taleb mendapati banyak manusia yang sejatinya hendak mewujudkan sesuatu yang ideal terjebak dalam fanatisme Prokrustes.

Saya tergelitik mengaitkannya pada sosok pengajar di bulan yang masih beraroma Hari Pendidikan Nasional. Bukankah para pengajar memiliki peran berbagi pengetahuan? Tentu ada semangat menentukan capaian ideal bagi para pembelajar. Sayangnya, kerap muncul rasa frustasi jika pembelajar tidak merasa bertanggung jawab mencapai target ideal tersebut. Pada akhirnya muncul godaan untuk menghakimi mereka "tidak mau belajar" atau "tak berhasrat menambah pengetahuan". Satu tindak yang mirip Prokrustes.

Khusus untuk kasus Pembelajaran bagi Orang Dewasa ada satu kiat. Dalam pelatihan "Fasilitasi dan Komunikasi" oleh mbak Handa (Dazya Ina Mandiri) terdapat satu sesi yang disebut Menuliskan Lembar Komitmen.

Sebelum menuliskan lembar komitmen tersebut, libatkan peserta tentang "Apa yang Mereka Harapkan dari Pelatihan" ini. Peserta lalu diarahkan menuliskannya pada beberapa lembar kertas Metaplan. Agar mudah dicerna, umumnya hanya ditulis gagasan utama saja. Semisal: Mahir membuat slide presentasi berisi gambar/ video. Satu peserta boleh mencantum lebih dari satu harapan. Dimana, satu harapan tersebut ditulis dalam satu kertas metaplan.

Saatnya memasuki sesi Lembar Komitmen. Para peserta dilibatkan kembali bagaimana komitmen mereka untuk mewujudkan pengharapan yang telah dicantum sebelumnya.

Bila kemudian terjadi pengabaian, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab moral si pembelajar. Pengajar dalam Pelatihan tersebut bertanggungjawab agar materi yang diberikan mudah dicerna oleh si pembelajar. Komitmen menjadi rambu para pembelajar untuk menyadari pentingnya materi pelatihan yang tengah diikutinya.

Dan sang pengajar pun dapat menghindari fanatisme Prokrustes. Memaksakan capaian ideal yang mematikan motivasi belajar. Mengajar hendaknya memiliki pilar tangguh dari kesungguhan kedua pihak: pengajar dan pembelajar. Karenanya, jangan mengajar di ranjang Prokrustes.

Jangan mengajar di ranjang Prokrustes