Sehari Tanpa Guru
"Pulang Malu Kalau Nggak Bawa Ilmu" -- oleh Ustadz Fikri |
Mark Twain, penulis legendaris dari Amerika Serikat itu, pernah menggerutui sekolahnya. Ia mencetus: "I will not let my schooling interfere with my education". Bila dialihbahasakan kira-kira begini artinya "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikanku."
Hampir setahun mengakrabi pekerjaan sebagai guru, saya kembali tercenung dengan pernyataan Twain. Novelis 'Tom Sawyer and Huckleberry Fin' ini seolah mewakili keraguan akan peran guru di sekolah resmi. Toh, banyak insan berhasil gapai prestasi tanpa mengenyam pendidikan formal atau gelar nan istimewa.
Terantuk fikir saya pada sudut niat meniadakan sejenak eksistensi guru. Dan sengaja tenggelam di pusaran pendapat bahwa saya bisa tahu dan mencari sendiri. Gagah-gagahan bersikap mandiri, nyaris menyentuh faham atheis. Oalah.
Karena kekhawatiran atheisme tersebut, saya batasi jangka waktu tak berlama-lama nian. Cukup sehari saja. 1 x 24 jam mungkin tantangan kadar ringan. Namun, setidaknya bisa menguji praduga-praduga saya tanpa laboratorium semewah ilmuwan Prancis, almarhum Louis Pasteur.
Saya awali hari dengan jelajah mayantara. Guna menambah penegasan, saya sengaja gunakan frasa: "Guru bukan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa." Saya juga gonta-ganti layar, takzim mencermati laman jejaring massa seperti Facebook, Twitter, blog dan sebangsanya, sebagai penyeling. Tak lama berselang, sebuah status unik yang berulang-ulang dipublikasikan seorang sahabat menggelitik saya. "Ren (Lawrent, adik kandung saya), apa artinya ciyus, miapah dan kepo ?," tanya saya. Ups. Saya pun gagal.
Selamat Hari Guyu
Gerutuan Twain megenai sekolah, secara sederhananya, ialah menyorot ketergantungan pengetahuan pada satu akar saja. Yakni, guru di sekolah. Selepas berkutat dalam 'penggalian' ilmu pengetahuan di sekolah, sang 'penggali' lepas daya. Nah, apakah guru di luar lingkup sekolah tidak laik peran berbagi pengetahuan bagi insan haus pengetahuan?
Jika menelusur kembali jejak hebat para penemu dunia seperti Thomas Alfa Edison, Sir Isaac Newton, dan karib-karibnya. Mereka memulai pencarian guru dari tindak yang sama: Bertanya. Mengapa buah bisa jatuh dari pohonnya? Mengapa bumi berputar mengelilingi bumi? Bagaimana agar suara manusia bisa direkam? Banjir tanya yang mengguyur mereka dalam kenikmatan belajar dan menemukan guru.
Sebuah fenomena yang diuntai Bishop Mandell Creighton bahwasanya satu tujuan nyata dari pendidikan adalah membuat manusia tetap dalam kondisi terus menerus bertanya.
Dengan demikian, seyogyanya para sosok yang ikhlas berbagi pengetahuan pun mendapat ucapan selamat setara dengan para guru yang bekerja di institusi pendidikan. Para orangtua, blogger, jurnalis, sahabat diskusi. Anda semua adalah guru-guru yang berperan diam-diam membentuk suluh pencerah para 'penggali' pengetahuan.
Selamat hari guyu (pengucapan cadel dari guru) ini ialah simbolisme untuk terus belajar menjadi guru. Tetap teguh dalam keyakinan bahwa belajar ialah proses selangkah demi selangkah. Sebuah kemustahilan meniadakan keberadaan guru dalam napaktilas hidup kita yang tumbuh dalam belajar. Sebagai penutup, saya kutip sejumput petuah tokoh pendidikan, Munif Chatib:
"Gurunya manusia adalah Pembelajar seumur hidup"
Selamat hari guyu.
Berarti Hari Guru ini ditujukan untuk yang berprofesi sebagai guru ya, bang?
BalasHapusKalau begitu, hari ini aku mau ucapkan selamat dan terima kasihku buat semua yang mau berbagi ilmu!
Benar, brother Nich.
HapusAku pun senang dapat 'menggali' banyak pengetahuan dunia teknologi dan mayantara dari kam.
Utamanya, semangat sharing atawa berbagi via mayantara.
Selamat Hari guru buat Pak Ananta dan Pak Nicholas dan juga buat guru-guru semua :) tetap semangat...:)
BalasHapusTerima kasih bang Niel.
HapusSalam hangat juga teruntuk karib guru di Prapat. Saya yakin tantangan di Prapat lebih besar daripada kami di kota Medan. Namun, hikmah dan petuah dari-Nya tidak akan berkurang melainkan terus bertambah. Amin.
:)
selamat hari guru mas
BalasHapussalam
Omjay
Terima kasih Om Jay.
HapusSuatu kehormatan mendapat salam dan dukungan dari sesama guru. Saya juga titip salam hangat dan dukungan bagi karib guru di Jakarta, utamanya Guraru. :)
Selamat Hari Guyu, berarti Selamat Hari Tertawa (Guyu=Tertawa/bhs Jawa, red)
BalasHapusHuehehehe.
HapusSaya jadi dapat tambahan kosakata bahasa Jawa, pal. Terima kasih.
Lain hari boleh juga saya konsultasikan dengan kam dahulu. :D