Tampilkan postingan dengan label pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Sehari Tanpa Guru
"Pulang Malu Kalau Nggak Bawa Ilmu" -- oleh Ustadz Fikri |
Mark Twain, penulis legendaris dari Amerika Serikat itu, pernah menggerutui sekolahnya. Ia mencetus: "I will not let my schooling interfere with my education". Bila dialihbahasakan kira-kira begini artinya "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikanku."
Hampir setahun mengakrabi pekerjaan sebagai guru, saya kembali tercenung dengan pernyataan Twain. Novelis 'Tom Sawyer and Huckleberry Fin' ini seolah mewakili keraguan akan peran guru di sekolah resmi. Toh, banyak insan berhasil gapai prestasi tanpa mengenyam pendidikan formal atau gelar nan istimewa.
Terantuk fikir saya pada sudut niat meniadakan sejenak eksistensi guru. Dan sengaja tenggelam di pusaran pendapat bahwa saya bisa tahu dan mencari sendiri. Gagah-gagahan bersikap mandiri, nyaris menyentuh faham atheis. Oalah.
Karena kekhawatiran atheisme tersebut, saya batasi jangka waktu tak berlama-lama nian. Cukup sehari saja. 1 x 24 jam mungkin tantangan kadar ringan. Namun, setidaknya bisa menguji praduga-praduga saya tanpa laboratorium semewah ilmuwan Prancis, almarhum Louis Pasteur.
Efek (antithesis) Streisand
"Pengetahuan seibarat mata pisau. Pemiliknya dapat menggunakan untuk niat yang baik atau jahat." Akrab mendengar/ membaca adagium tersebut? Sebenarnya, tidak cuma mengait si empunya pengetahuan, namun ragam cara berbagi pengetahuan/ informasi tersebut juga bisa diibaratkan mata pisau. (Mungkin) tepatnya dua sisi koin yang bertolak belakang.Di ranah pengetahuan komputer, satu fenomena yang populer ialah efek Streisand. Ini bermula dari upaya aktris dan penyanyi Barbra Streisand menutupi informasi foto-foto rumahnya di Internet. Sebaliknya, upayanya hingga membawa ke 'meja hijau' malah memancing netizen untuk mendapat gambar hasil jepretan pengamat lingkungan Kenneth dan Gabrielle Adelman.
Saat saya memasuki pendidikan di Universitas Sumatera Utara, pengetahuan tentang teknik meretas jaringan komputer atawa 'hacking' adalah hal yang tabu. Tetapi, sebagaimana imbas efek Streisand, hal tersebut malah memancing saya dan teman-teman sebaya untuk mengetahui lebih dalam. Saya menelusuri situs-situs komunitas bawah tanah. Lalu membeli buku karya Susanto (S'to) dari penerbit Jasakom. Yang disebut terakhir malah kian populer sebagai pakar keamanan. Cover bukunya (yang umum didominasi warna gelap) kerap ditiru buku-buku terkini, meskipun ada juga yang tidak mengupas ihwal pengetahuan komputer.
Efek (antithesis) Streisand
Langganan:
Postingan (Atom)