Tampilkan postingan dengan label veronica colondam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label veronica colondam. Tampilkan semua postingan
Kapan Terakhir Kali Kamu Mengagumi Langit Biru?
Gambar dipinjam dari Dipity.com |
Saya mengutip pertanyaan ini dari sebuah buku. Berperihal
'bahagia'. Sesuatu yang kerap dicari, ditelusur bahkan (bila bisa) dibeli.
Tergerak hati saya turut cari lebih mendalam lagi selepas surat dari seorang
siswa. Dari sebuah tanya: Mengapa ia tidak bahagia?
Dan penggalian ini menyentuh sesuatu yang pribadi: Apakah
saya juga berbahagia? Amat sukar menemu jawab kegundahan siswa saya bila di
sisi lain saya juga dilema serupa. Sepertinya, kami bagai tuna netra mengembara
di sekeliling hiruk pikuk definisi 'bahagia'.
Motivator Darmadi Darmawangsa memberi pencerahan liwat
sebuah kisah. Dalam bukunya "Fight Like A Tiger Win Like A Champion":
satu petualang memohon kebijakan pada seorang sepuh di jalan bercabang dua.
"Jalan manakah sebaiknya saya tempuh? Sebelah kiri atau kanan?" Sang
kakek bertanya balik: "Kemanakah tujuan kamu?" Sang petualang
menggeleng. "Bila demikian, tidaklah menjadi masalah jalan mana yang
hendak kamu tempuh, nak," ia memberi jawab bijak.
Intisari kisah tersebut menguapkan gundah akan tujuan
akhir perjalanan hidup ini. Bukankah titik akhir tujuan hidup ini misteri? Atau
coba kita seling dengan pertanyaan menggelitik ini: Bagaimana bila saya mampu
mencapai tujuan akhir dari pencapaian hidup ini? Sebuah tanya yang cukup lazim,
sebagaimana kolumnis majalah U Mag, Qaris Tajudin ketika menanggapi kiamat
bertutur begini:
"Meski kiamat tak datang setahun lagi, mungkin kita
perlu berandai-andai hidup kita segera berakhir. Dengan demikian, kita bisa
mengetahui apa keinginan mendasar dalam diri kita."
Langganan:
Postingan (Atom)