[Latest News][7]

#RumBerdikari
2011
2012
2013
agama
agus sampurno
akronim
alkitab
ananta
ananta bangun
anantabangun.net
antar golong
anti streisand
AT-TIK
bahagia
bahasa indonesia
bangun
barbra streisand
becak
behasa inggris
belajar
Bertom Turnip
berton turnip
blindekuh
blog
blogger sumut
bramma sapta aji
budaya
buku
ceritera
chatting
columbus
dale carnegie
darmadi darmawangsa
diskominfo
djalaluddin pane foundation
download
DPF
e-mail
Einstein
enchanment
endorfin
etika
facebook
farid hardja
fastron blogging challenge
geman
gereja
gerhana bulan
google
googlism
guru
guy kawasaki
haisen
hari ibu
harry van yogya
helda
hikari
ibu
ice break.
ice breaking
ilmu
inspirasi
internet
ira lathief
jenuh
jepang
john holt
kaizen
keepvid
kiat menulis
komitmen
konsentrasi
koran
kristen
labuhanbatu
labusel
langkah
langkah-langkah
m nuh
m-plik
marketing
medan
media
membaca
menteri pendidikan
menulis
meutya hafid
motivasi
mplik
napaktilas
narkoba
ndikkar
ndorokakung
ngoge
normal is boring
opini
orde baru
orde lama
otak
panduan
paroki santa maria
pelatihan
pelatihan TIK
pemasaran
pemekaran
pendidikan
pengetahuan
peramban
pisa
pmi
pmr
politik
powerpoint
presentasi
prokrestus
qaris tajudin
radio
rantauprapat
ras
reformasi
relawan AT-TIK
religi
resensi
resolusi
restoran
sara
schooling
sederhana
sejarah
sekolah
selamat hari guyu
seminar
sharing
sheque
silat
sinar timur
SMK Kesehatan Wirahusada Medan
social media
starnews fm
strategi olah kelompok belajar
streisand
stroke
suku
sumatera utara
sumut
swiss
tcdp
teknologi
tema
the marketeers
thomas friedman
tiang bendera
TIK
tips
ToT
Tuhan
ujian nasional
UN
unduh
unschooling
usia
velangkani
veronica colondam
video
vinsensius
waktu
wanita
wikipedia
wirahusada
youtube
zurich

Ad Section

Tentang Mulut

AnantaBangun.net
Bermula dari sebuah hikayat. Diantara masyarakat di kota X, turut menetap seorang gadis cantik. Kesempurnaan rupa tubuhnya terkikis satu kekurangan. Ia tidak memiliki mulut, karenanya ia sangat pendiam. Pun demikian, banyak penduduk mengagumi si gadis. Keadaan berubah tatkala pemerintah menangkap dan mencebloskan si gadis ke dalam penjara.

Sang pemerintah berdalih: si gadis sangat pendiam. Sikap tersebut di luar batas kewajaran, tegas seorang pegawai negara. Selepasnya dari "Hotel Prodeo", sang tokoh utama mengalami perubahan mencolok. Ia (akhirnya) memiliki mulut. Dan tentunya bisa berswara mengucapkan lafal-lafal selama ini diwakili isyarat tangan saja.

Perubahan tersebut membuatnya amat senang. Tak lelahnya ia bercengkerama, berdebat (bahkan) berteriak mengumandangkan vokal. Sikapnya menjadi di luar batas, hingga pihak keamanan kembali mencebloskannya ke penjara.

Anekdot tersebut dirangkum dari drama karya Putu Wijaya berjudul "Mulut". Secara simbolis, drama tersebut menggambarkan kondisi bertolak belakang antara Orde Baru dengan Masa Reformasi. Rezim di bawah mantan Presiden Soeharto teramat keras menekan penentangnya. Sikap otoriter ini kuat sebab ditopang kekuatan militer.

Kebablasan dalam kebebasan lalu berlangsung saat beralih ke Masa Reformasi. Para kaum pendiam berlomba adu suara. Baik dari sisi jumlah pendukung dan tingginya volume. Hanya, volume suara tidak sama besar dengan bukti upaya. Keadaan yang membuat miris.

Jika ditilik benar, hikmah drama tersebut menggarisbawahi pentingnya menakar porsi. Jadi, tidak hanya diet makanan, takaran ucapan dan fikiran memiliki alokasi wadahnya masing-masing. Fikiran tidak baik dibiarkan diam sebab sifatnya yang fleksibel menerawang waktu, kejadian dan harapan. Demikian juga halnya dalam menggunakan mulut untuk menyampaikan fikiran.

Tuntutan duniawi tak usai ataupun menguap dengan diam. Memecahkannya dengan ucapan nan berlebihan, di kemudian hari, malah menjadi bumerang balik. Permasalahan hidup hanya bisa dipecahkan dengan perbuatan. Aksi. Jika mengambil langkah sebaliknya? Kita hanya kembali 'dipenjarakan' kesia-siaan. Atau seperti telah tersebut di awal alinea 5 di atas, yakni 'Kebablasan dalam Kebebasan."

* Tulisan ini diadaptasi dari artikel Ramadhan Batubara, jurnalis Harian Sumut Pos. Berjudul "mulut."
0
pontifex.ID
pontifex.ID

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet nostrum imperdiet appellantur appellantur usu, mnesarchum referrentur. Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet nostrum imperdiet.

0 komentar:

Posting Komentar