Ke Labuhanbatu, Melabuhkan Asa Bangsa
![]() |
backdrop seminar |
Bila
tak gegas mengetahui geliat perubahan di Labuhanbatu, daerah-daerah lain
mungkin terjingkat kaget jika tiga kabupaten yang lekat dengan perkebunan
kelapa sawit ini berpotensi menyandang gelar baru. Ketiganya (Labuhanbatu
Induk, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan) berpeluang menjadi teladan
pendidikan baru. Detak perubahan tersebut tampak dari antusiasme guru-guru
setempat melibatkan diri dalam gebrakan baru bagi pendidikan nasional. Dalam
satu seminar pendidikan nasional di Asrama Haji Rantauprapat (pada 13 Oktober
lalu), gebrakan tersebut diperkenalkan sebagai program TCDP (Teacher's
Competency Development Program).
Seminar
tersebut merupakan satu dari empat program utama yang terangkum dalam TCDP.
Dimana, inti dari TCDP ini merupakan upaya mengembangkan kompetensi guru-guru
di Indonesia. Mengingat pencetus dan pengembang TCDP merupakan Djalaluddin Pane
Foundation (DPF) berasal dari Sumatera Utara. Maka, sasaran perdana TCDP ialah
provinsi Sumatera Utara sendiri.
Dengan
tema "Indonesia Terdidik Berlandas TIK", seminar ini digelar sebagai
penggugah atas pola fikir lama para guru dalam menguasai TIK untuk pengajaran.
Beragam kilah telah tercetus untuk menghindari undangan pelatihan TIK. Sehingga
mencuatkan anekdot sederhana ini. Cecep: Cip, mengapa tidak turut serta dalam
program pelatihan TIK ini | Cicip: Ah, saya terlalu banyak kekurangan, bang |
Cecep: Aih, siapa bilang? Kamu hanya punya satu kekurangan | Cicip: Oh, apa
itu, bang? | Cecep: Tidak punya kelebihan.
Mengingat
pencetus dan pengembang TCDP merupakan Djalaluddin Pane Foundation (DPF)
berasal dari Sumatera Utara. Maka, sasaran perdana TCDP ialah provinsi Sumatera
Utara sendiri. Sedikit mengerling sejarahnya, DPF merupakan warisan nilai
kemanusiaan dari (alm.) Djalaluddin Pane -- mantan Bupati Labuhanbatu sebelum
dimekarkan menjadi tiga pemerintahan daerah. Program pengembangan kompetensi
bagi guru ini ialah gebrakan baru
daripada program bantuan langsung tunai bagi masyarakat. Tindak "memberi
ikan" tersebut membuai kemandirian para penerima donor langsung. Musti
"diberi (nilai) umpan" agar dapat membangun masyarakat dari
keterpurukan ekonomi. Harapan beliau inilah yang kemudian menghantar digelarnya
seminar di atas.
Guru:
Pengajar yang senang belajar
![]() |
mas Agus Sampurno | gurukreatif,wordpress.com |
Sebagai
penggugah, Sampurno menampilkan ilustrasi unik: menggambarkan seorang siswi
yang tertidur dengan kepala di atas meja belajar. Menurutnya, gambaran tersebut
merupakan hasil akhir yang kerap ditemukan dalam lingkungan belajar-mengajar
oleh para guru yang enggan belajar. Dalam konteks ini, ia menyayangkan beberapa
paradigma negatif yang menghantui fikiran para guru untuk mengadaptasikan TIK
dalam budaya belajar-mengajarnya. "Bila dibuat perbandingannya dengan budaya
belajar generasi muda terhadap TIK, adalah sebagai berikut: Guru takut salah,
senang menghitung untung ruginya menggunakan teknologi, Siswa tidak takut salah
dan mau mencoba, Siswa anggap teknologi adalah kesenangan." Keengganan
belajar ini, di sisi lain, turut mendorong budaya Internet tidak sehat bagi
pelajar.
![]() |
mas Nugraha 'Idhan' Romadhan (Ketua DPF) |
Menurut
Romadhan, TCDP dirancang bernas dan berfaedah dengan empat kegiatan utama:
Seminar (digelar pada 13 Oktober 2012 lalu di Rantauprapat) yang bertujuan
untuk mengundang dan memotivasi guru untuk ikut dalam Pelatihan TIK (sudah
mencapai 7 angkatan alumni pelatihan) selama 3 hari, usai sesi pelatihan para
alumni tetap dipantau dan didukung dengan Pendampingan (akan digelar tanggal 14
Oktober 2012 hingga 22 Desember 2012) yang akan berlangsung selama 10 minggu.
Puncak pengukuhan prestasi guru dalam TCDP akan ditantang dalam Kontes presentasi
karya para alumni pelatihan (akan dinilai dan diumumkan pemenangnya pada akhir
pekan Desember 2012).
![]() |
saya mengajak peserta dalam permainan 'gajah - semut' |
Dengan
peta pelaksanaan TCDP yang sederhana dan tepat guna, guru kini memiliki sahabat
relawan yang mendukung peningkatan kompetensinya. Utamanya, para guru di
Labuhanbatu sendiri dengan semangat dan langkah cepat menguasai TIK bagi
pendidikan. Sehingga, gelar kabupaten pendidikan se-Sumatera Utara ialah
pencapaian yang akan melabuhkan asa bangsa Indonesia ke jenjang lebih tinggi.
Menyongsong Indonesia sebagai pilar kebangkitan Asia. Diam-diam benak saya
mengamini.
Mantap! Maju terus AT-TIK!
BalasHapusSemua berkat dukungan fikiran dan doa dari kam, pal. Terima kasih setulusnya. :)
HapusLike this mas... :-)
BalasHapusLike this spirit and breakthrough always, mas JAP. Huehehehe
Hapuskeren tulisannya, sangat menginspirasi....
BalasHapusHuehehehe. Saya pun kerap mengutip beberapa kata bijak dari status mas Eko di akun Echo Hyto.
HapusKita saling mengilhami, mas. :)
Selama hayat masih di kandung badan, aku tetap mendukung kam sebagai kedan. :D
BalasHapusSepakat, Uda.
BalasHapusBersama kita ceritakan betapa indahnya perjuangan menyalakan lilin dalam kegelapan. Itu ada di relung hati. Dan tak mati. :)