Mengarungi Dinamika dalam Program TCDP V & VI
"Pelatihan TIK, kali (ke-V & VI) ini benar-benar
sarat dinamika" -- Hendra Yudha
Demikian
Kepala bidang Peltasi dari Djalaluddin Pane Foundation (DPF), Hendra Yudha
menyirat pelatihan kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) V dan VI
tahun 2012 ini. Lema 'dinamika' sungguh terpatri dalam benak relawan Armada
Trainer - TIK (AT-TIK) saat memangku amanah mengembangkan kompetensi
pengetahuan guru-guru di daerah. Berbeda dengan agenda pelatihan sebelumnya,
kali ini DPF dan AT-TIK bersinergi menggelar program ini serempak di dua kota:
Rantauprapat (Labuhan Batu) dan Aek Batu (Labuhan Batu Selatan).
Bila
mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, diketahui
bahwasanya lema 'dinamika' bermakna tenaga yang menggerakkan (khususnya
mengarah pada perubahan). Utamanya bagi AT-TIK, dinamika pelatihan kali ke - V
dan VI ini terasa mendalam. Kebijakan DPF memberi (hampir) kepercayaan penuh
terhadap AT-TIK yang masih dalam tahap belajar ialah musababnya. Penanganan
komunikasi nan pelik, menyiasati kemampuan infrastruktur bagi Pelatihan TIK,
surutnya jumlah peserta pelatihan TIK serta kebijakan beberapa institusi yang
belum mahfum gebrakan TCDP. Kesemuanya menumpuk sebagai tantangan terhadap
upaya luhur agar Pendidikan Nasional berkembang ditopang kompetensi TIK.
Bagi
tim pelatihan TIK di Labusel dinamika mengajarkan sifat luwes dalam menangani
situasi ataupun masalah teknis yang kerap tak terduga. Pakem silabus DPF yang
mengawali Pelatihan TIK dengan materi fasilitas Internet digeser oleh
pengenalan Microsoft Power Point. Selain kendala teknis, kebijakan ini ditarik
berkat pertimbangan bahwa peserta lebih mudah menyerap pelatihan membuat
presentasi pelajaran di hari pertama. Pada hari kedua, peserta dan armada
trainer berdiskusi sejenak mengenai Ms. Power Point, lalu disegarkan dengan
pelatihan memberdayakan mesin pencari Google untuk memperoleh bahan ajar.
Semisal, rujukan dari almanak daring ataupun gambar dan video sebagai penggugah
dalam kegiatan belajar mengajar berbasis TIK. Akhirnya seluruh peserta didorong
untuk percaya diri menampilkan presentasi karyanya sendiri, sebagaimana lazim
mereka mengajar murid-muridnya. Para peserta diwajibkan mengirim karyanya
kepada panitia pelatihan melalui e-mail: armadatrainer.tik@gmail.com. Tentu
saja, sebelumnya, seluruh peserta dipandu untuk mendaftarkan akun e-mail
miliknya sendiri (sebagian besar) di GMail dan Yahoo!mail.
Meski
secara kuantitas jumlah peserta hanya mencapai 15 guru setempat saja, namun
salah satu trainer dalam pelatihan ini, Henry Ridho, memuji satu nilai penting
dari mereka. "Pada dasarnya, mereka (para peserta) adalah sosok yang mau
belajar," ujar Ridho di sela briefing hari pertama pelatihan TIK. Dalam
pandangannya, beberapa calon peserta yang undur diri terlanjur 'melempar
handuk' menjawab tantangan sesungguhnya yang dihadapi Indonesia. Yakni,
dinamika bangsa menyusul gebrakan Asia.
Gebrakan
Asia yang diawali negara China dalam mendominasi pengaruh dunia amat mungkin
diraih. Dua pilar utama negeri Tirai Bambu tersebut — Sumber Daya Manusia dan
Sumber Daya Alam — tidak kalah jauh dengan yang dimiliki Indonesia sendiri.
Hanya saja, ulasan harian Kompas mengkritisi minimnya pengembangan dan akses
untuk memperoleh kesehatan dan pendidikan. Utamanya, pendidikan berbasis TIK
secara menyeluruh.
Program
bantuan hardware dan software komputer telah menjawab sebagian besar tantangan
dinamika bangsa melalui pendidikan. Namun, kompetensi pengguna (brainware) di
lapangan sesungguhnya, yakni para guru sendiri, masih belum mumpuni. Disinilah
peran program TCDP mengisi kekosongan tersebut, dengan harapan proses 'transfer
of knowledge' dari guru kepada siswa dapat berlangsung baik. Sehingga imbasnya
dapat terlihat tatkala generasi bangsa hasil didikan guru penerap TIK siap
bersaing di lapangan kerja. Tidak hanya di skala nasional, namun juga di
tingkatan internasional.
"Saya
senang ada yang bersedia memberi pengetahuan TIK bagi para guru. Apalagi kami
yang berada di daerah. Karenanya saya tetap semangat menjalani seluruh
pelatihan," kata salah seorang peserta, Siti Marsiati. Seorang guru yang
tertantang mengarungi dinamika pendidikan demi bangsa. Seorang guru yang
menembus embun Labuhan Batu Selatan sejak pukul 6 pagi, agar tidak terlambat
dalam pelatihan. Seorang guru yang harus menjelajah jarak lebih dari 40
kilometer demi sebuah pencerahan tentang TIK bagi proses pengajaran. Ibu Siti
dan seluruh peserta dalam program TCDP V & VI ini telah siap menjawab
tantangan tersebut. Bagaimana dengan kita?
Maju terus AT-TIK, jangan lupa ajak saya sebagai trainer lagi.. hehehe..
BalasHapusSiap, pal. Sepertinya duet trainer "Agoez Perdana-Ananta Bangun" akan manggung kembali dalam waktu dekat ini. Cemungudh. :)
BalasHapusI hope we got a lot of new experience...
BalasHapusNext,,, must be better... :D
Ketua, mohon di ralat email na : armada.trainer.tik@gmail.com
[sudah seminggu mau komen susah via mobile (*-')]