Efek (antithesis) Streisand
"Pengetahuan seibarat mata pisau. Pemiliknya dapat menggunakan untuk niat yang baik atau jahat." Akrab mendengar/ membaca adagium tersebut? Sebenarnya, tidak cuma mengait si empunya pengetahuan, namun ragam cara berbagi pengetahuan/ informasi tersebut juga bisa diibaratkan mata pisau. (Mungkin) tepatnya dua sisi koin yang bertolak belakang.
Di ranah pengetahuan komputer, satu fenomena yang populer ialah efek Streisand. Ini bermula dari upaya aktris dan penyanyi Barbra Streisand menutupi informasi foto-foto rumahnya di Internet. Sebaliknya, upayanya hingga membawa ke 'meja hijau' malah memancing netizen untuk mendapat gambar hasil jepretan pengamat lingkungan Kenneth dan Gabrielle Adelman.
Saat saya memasuki pendidikan di Universitas Sumatera Utara, pengetahuan tentang teknik meretas jaringan komputer atawa 'hacking' adalah hal yang tabu. Tetapi, sebagaimana imbas efek Streisand, hal tersebut malah memancing saya dan teman-teman sebaya untuk mengetahui lebih dalam. Saya menelusuri situs-situs komunitas bawah tanah. Lalu membeli buku karya Susanto (S'to) dari penerbit Jasakom. Yang disebut terakhir malah kian populer sebagai pakar keamanan. Cover bukunya (yang umum didominasi warna gelap) kerap ditiru buku-buku terkini, meskipun ada juga yang tidak mengupas ihwal pengetahuan komputer.
Di luar ranah komputer, informasi kehidupan selebriti yang ditutup-tutupi adalah contoh paling nyata. Perselingkuhan, hubungan di luar nikah, kebiasaan buruk, kriminalitas adalah menu wajib jika program infotainment ingin mendapat rating tinggi. Meski, ada juga yang kerap ditata dengan sengaja mengumbar menu-menu wajib tersebut agar tak luput namanya dari benak penggemar.
Melawan pemikiran dengan pemikiran
Dalam sebuah bincang dengan majalah Tempo, Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh mencetus sebuah petuah nan menarik: "Pemikiran harus dilawan dengan pemikiran." Ia menyebut ini menyusul kritik miring tentang kebijakannya, termasuk di dalam hal Ujian Nasional. Walau begitu, ada baiknya kita serap saripati petuah tersebut.
Pengabdi di dunia pendidikan mahfum benar bahwa pengetahuan tidak semestinya dibatasi. Toh, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyediakan sosok-sosok maya menjawab pertanyaan yang enggan dipaparkan. Maka berhamburanlah informasi tak berpilah, ketika seorang anak remaja lugu mencari pengertian lema -- hamil, kontrasepsi, aborsi, hacking -- liwat mbah Google. Pun, ketika mereka menambahkan teman-teman maya
Pemikiran yang melawan fenomena tersebut, jawabnya ialah efek antithesis Streisand. Dalam bahasa sederhanya: 'sharing'. Ini mengingat Internet sebagai rimba yang obesitas informasi. Nah, antithesis Streisand menyebarkan pengetahuan tanpa menyembunyikan satu materi yang mungkin dianggap sepele. Contoh paling kentara terdapat dalam dunia blog. Penemu dan pengembang perangkat lunak Wordpress, Matt Mullenweg mendapat pengakuan dan apresiasi dunia.
Apakah efek Streisand efektif meredam informasi yang dinilai sensitif? Amat mungkin jawabnya tidak. Apakah dengan berbagi pengetahuan a la efek antithesis Sterreisand bakal jatuh miskin? Tidak juga. Sila lirik satu penilaian dari majalah internasional yang menobatkan Mullenweg salah satu pemuda terkaya di dunia (di bawah usia 30 tahun).
Efek Streisand tidak menghindarkan harapan agar aib atau hal tabu tidak tersingkap. Efek antithesis Streisand (mungkin) dapat menebar harap pencerahan liwat pengetahuan. Mungkin juga menambah insan untuk menjadi rekan dalam menyebar pemahaman pribadi. Ini karena antithesis Streisand menganut keyakinan: "No one knows everything, (but) everyone knows something"
Jadi, dimanakah kedudukan pemikiran para sahabats?
Foto dipinjam dari: allaboutjazz.com
Di ranah pengetahuan komputer, satu fenomena yang populer ialah efek Streisand. Ini bermula dari upaya aktris dan penyanyi Barbra Streisand menutupi informasi foto-foto rumahnya di Internet. Sebaliknya, upayanya hingga membawa ke 'meja hijau' malah memancing netizen untuk mendapat gambar hasil jepretan pengamat lingkungan Kenneth dan Gabrielle Adelman.
Saat saya memasuki pendidikan di Universitas Sumatera Utara, pengetahuan tentang teknik meretas jaringan komputer atawa 'hacking' adalah hal yang tabu. Tetapi, sebagaimana imbas efek Streisand, hal tersebut malah memancing saya dan teman-teman sebaya untuk mengetahui lebih dalam. Saya menelusuri situs-situs komunitas bawah tanah. Lalu membeli buku karya Susanto (S'to) dari penerbit Jasakom. Yang disebut terakhir malah kian populer sebagai pakar keamanan. Cover bukunya (yang umum didominasi warna gelap) kerap ditiru buku-buku terkini, meskipun ada juga yang tidak mengupas ihwal pengetahuan komputer.
Di luar ranah komputer, informasi kehidupan selebriti yang ditutup-tutupi adalah contoh paling nyata. Perselingkuhan, hubungan di luar nikah, kebiasaan buruk, kriminalitas adalah menu wajib jika program infotainment ingin mendapat rating tinggi. Meski, ada juga yang kerap ditata dengan sengaja mengumbar menu-menu wajib tersebut agar tak luput namanya dari benak penggemar.
Melawan pemikiran dengan pemikiran
Dalam sebuah bincang dengan majalah Tempo, Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh mencetus sebuah petuah nan menarik: "Pemikiran harus dilawan dengan pemikiran." Ia menyebut ini menyusul kritik miring tentang kebijakannya, termasuk di dalam hal Ujian Nasional. Walau begitu, ada baiknya kita serap saripati petuah tersebut.
Pengabdi di dunia pendidikan mahfum benar bahwa pengetahuan tidak semestinya dibatasi. Toh, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menyediakan sosok-sosok maya menjawab pertanyaan yang enggan dipaparkan. Maka berhamburanlah informasi tak berpilah, ketika seorang anak remaja lugu mencari pengertian lema -- hamil, kontrasepsi, aborsi, hacking -- liwat mbah Google. Pun, ketika mereka menambahkan teman-teman maya
Pemikiran yang melawan fenomena tersebut, jawabnya ialah efek antithesis Streisand. Dalam bahasa sederhanya: 'sharing'. Ini mengingat Internet sebagai rimba yang obesitas informasi. Nah, antithesis Streisand menyebarkan pengetahuan tanpa menyembunyikan satu materi yang mungkin dianggap sepele. Contoh paling kentara terdapat dalam dunia blog. Penemu dan pengembang perangkat lunak Wordpress, Matt Mullenweg mendapat pengakuan dan apresiasi dunia.
Apakah efek Streisand efektif meredam informasi yang dinilai sensitif? Amat mungkin jawabnya tidak. Apakah dengan berbagi pengetahuan a la efek antithesis Sterreisand bakal jatuh miskin? Tidak juga. Sila lirik satu penilaian dari majalah internasional yang menobatkan Mullenweg salah satu pemuda terkaya di dunia (di bawah usia 30 tahun).
Efek Streisand tidak menghindarkan harapan agar aib atau hal tabu tidak tersingkap. Efek antithesis Streisand (mungkin) dapat menebar harap pencerahan liwat pengetahuan. Mungkin juga menambah insan untuk menjadi rekan dalam menyebar pemahaman pribadi. Ini karena antithesis Streisand menganut keyakinan: "No one knows everything, (but) everyone knows something"
Jadi, dimanakah kedudukan pemikiran para sahabats?
Foto dipinjam dari: allaboutjazz.com
0 komentar:
Posting Komentar