Habis Gelap, Terbitlah 'Sinar Timur' (1)
Tatkala
Ray Tomlinson ‘bermain-main’ dengan program komputer yang dikembangkannya. Dia
tidak menyangka bila pesan “QWERTYUIOP” yang dikirim antara dua komputer, di
kemudian hari turut mengubah tatanan berkomunikasi umat manusia. Sebuah
terobosan yang kini jamak kita sebut e-mail atawa electronic mail.
Setidaknya
gambaran tersebut menyerupai semangat digelarnya pelatihan pengenalan dan
pemberdayaan Internet bagi umat gereja Paroki Santa Maria, yang terletak di Jl. Flamboyan Raya No. 139 - Kel. Tanjung Selamat - Kec.
Medan Tuntungan. Gagasan tersebut muncul usai
beberapa kali obrolan ringan dengan para pengurus organisasi kemasyarakatan
bernama Sinar Timur. Organisasi ini – berada di bawah naungan Gereja Santa
Maria – memusatkan perhatian pada penyediaan bahan pustaka bacaan bagi umat
setempat dengan membangun sebuah perpustakaan.
Harapan
para pengurus, pelatihan ini memberi motivasi para umat untuk menggali
pengetahuan dengan bekal pustaka dan teknologi. Saya sendiri baru saja
mengikuti pelatihan ToT (Training of Trainers) – bertema “Fasilitasi dan
Komunikasi” yang diselenggarakan Djalaluddin Pane Foundation (DPF) dan Dazya
Ina Mandiri (DIM) – tengah mencari ‘panggung’ untuk mengasah kompetensi sebagai
fasilitator. Gayung bersambut, pelatihan ini pun dirancang dalam tiga tahapan
kompetensi, yakni: pengenalan e-mail, pengenalan blog dan kiat menulis blog.
Turut didukung Mobil Penyedia Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) dari Dinas Komunikasi dan Informasi provinsi Sumatera Utara [dengan operator Yunus Ziliwu], kami memulai pelatihan pada tanggal 11 Agustus 2012. Panitia yang dipandu Ketua Sinar Timur, ibu Pujiastuti Purba, mengarahkan tempat pelatihan di Sekretariat yang juga cikal ruang Perpustakaan Sinar Timur. Ruang ini sendiri berdampingan dengan gedung gereja Paroki Santa Maria.
![]() |
Operator, bang Yunus Ziliwu sedang menata pointing untuk koneksi ke Satelit Palapa |
Hari pertama: Mengenal dan mendaftar akun di
Gmail
Diawali
doa oleh bapak J. Nainggolan, salah satu peserta pelatihan, acara diresmikan
oleh Pastor Paroki Santa Maria, Romo Adhi Prakoso, OSC. Beliau mendukung penuh
kegiatan tersebut dengan landasan semangat untuk menambah pengetahuan untuk
menunjang kegiatan sehari-hari. “Hanya saja, jangan sampai mamak-mamak di sini jadi lupa masak karena asyik main Internet.
Demikian juga, bapak-bapak jangan
lupa keluarga dan pekerjaan karena Internet,” canda sang pastor.
![]() |
Pastor Adi Prakoso memberi kata sambutan |
Sebagaimana
sesi pelatihan lainnya, rasa canggung mengawali perkenalan dengan para peserta.
Situasi ini saya siasati dengan menerapkan teknik ice-breaking. Saya menantang para peserta untuk bermain tebak gerak
dan swara “Gajah & Tikus”. Terima kasih pada relawan Armada Trainer –
Teknologi Informasi dan Komunikasi (AT-TIK), mas Irhas Pulus yang telah
memperkenalkan teknik ice-breaking ini.
J
Usai
peluh dan tawa cerah tersirat di wajah peserta, para panitia kemudian memandu
ke sesi meta plan. Tetapi, kertas
karton yang umum dipakai, kali ini diganti dengan kertas HVS kuning. Pada
umumnya, pengharapan para peserta bermuara pada satu kalimat: “Saya ingin mahir
memberdayakan Internet untuk membantu dalam kerja sehari-hari.” Keseluruhan
kertas meta plan itu pun ditempel pada satu papan pengumuman
yang mudah dibaca kembali oleh para peserta.
![]() |
Kertas metaplan yang mencantum pengharapan para peserta dalam pelatihan ini |
Memasuki
sesi utama, saya awali dengan presentasi modul pendaftaran Gmail. Presentasi
tersebut juga menjadi modul pelatihan yang menjadi rujukan tercetak bagi para
peserta. Modul tersebut cukup memandu para peserta untuk mandiri mendaftarkan
akun e-mail miliknya melalui layanan MPLIK. Suasana pelatihan sempat meriah
tatkala Romo Adi juga turut serta menjadi pembimbing bagi umatnya dalam
mendaftarkan e-mail. Salah seorang peserta yang telah mahir dalam pemberdayaan
e-mail, Mario Tamba, juga berinisiatif sendiri memandu rekan peserta lain.
Gambaran ini, secara tak disengaja, mengingatkan pada esensi masyarakat
pembelajar (learning society).
Menakjubkan.
![]() |
Romo Adi (berdiri, tengah) turut memberi pelatihan. :) |
Pelatihan
di hari pertama ini pun berakhir setelah para peserta berhasil mengirim pesan
dengan dua kategori. Yakni; pesan yang tidak mengandung lampiran (attachment) dan pesan yang mengandung
lampiran.
Hari kedua: Pemantapan sesi e-mail
Rinai
hujan sempat menahan sesi pelatihan di hari kedua, Minggu (12 Agustus 2012). Dalam
tempo sepeminum teh, para peserta dipersilakan untuk improvisasi kembali dengan
e-mail milik mereka. Guna menghindari kejenuhan, saya tawari mereka untuk mengubah
foto avatarnya.
![]() |
Kegiatan
ini juga menarik perhatian umat yang tengah menggelar bazaar menyambut hari
ulang tahun Paroki Santa Maria. Tidak hanya memperhatikan, beberapa dari mereka
menikmati layanan internet milik MPLIK.
Sekira
pukul 14.00 wib, acara bebas ini pun usai.
Hari ketiga & keempat: Mendaftar dan
memberdayakan Blogspot
![]() |
bang Heri, Yunus sedang menata pointing MPLIK |
Hari
pelatihan ketiga – semestinya Sabtu (18 Agustus 2012) dimundurkan hingga dua
hari sebab kendala teknis. Disamping, hari tersebut bertepatan dengan libur
Lebaran pegawai MPLIK. Namun, operator, bang Yunus Ziliwu dan rekannya Heri,
ternyata berkenan meluangkan waktu untuk Senin (20 Agustus 2012) dan Selasa (21
Agustus 2012).
Pada
dua hari pelatihan ini, peserta dibekali modul untuk mendaftarkan akun blog di
Blogspot. Pemilihan Blogspot disengaja dengan pertimbangan bahwa layanan blog
tersebut telah satu paket usai mendaftarkan akun Gmail. Para peserta tidak
dipusingkan dengan pengenalan dan langkah-langkah pendaftaran yang ribet.
Meski
telah melewati beberapa sesi pelatihan, sejumlah ummat dari stasi lain berkesempatan
untuk menjajal ulang materi pelatihan e-mail. Antusiasme mereka tampak dengan
menggandeng anggota keluarga untuk belajar bersama.
![]() |
bapak Darson dan putranya |
![]() |
ibu Sinulingga bersama keponakan |
Seusai
para peserta inti (yang turut serta sejak awal agenda pelatihan), saya
menyampaikan amanah utama dari blog. Ringkasnya,
saya paparkan bahwa memiliki blog berkenaan dengan kegiatan menulis. Sebuah
kegiatan yang ‘asing’ bagi banyak orang, bahkan mereka yang kerap bergelut
dengan tindakan menulis pun kerap buntu fikir untuk membuat sebuah karya tulis.
Sebagai motivasi, saya merujuk pada pengalaman belajar mengayuh sepeda. Tanpa
ada buku manual, tanpa ada kursus, dan (mungkin) beberapa tanpa memiliki sepeda
sendiri pun mampu mengayuh sepeda. Intinya bersumber dari niat untuk terus
mengulang dan memperbaiki keselahan-kesalahan yang lalu.
![]() |
salah seorang pengurus Sinar Timur, ibu Hutauruk |
Nah,
kami pun siap menjalani sesi terakhir: “Kiat Menulis Blog yang Menyenangkan”.
Bersambung ke artikel Habis Gelap, Terbitlah “Sinar Timur” (2).
0 komentar:
Posting Komentar