"StrOKe" untuk Belajar nan Menyenangkan
bersama bapak Sofyan Lubis, guru di PPM Ar-Rasyid |
"Dulu
saya TBC, sekarang saya jadi Flu." Petikan kalimat ini, beberapa kali saya
lontar dalam sesi pelatihan atau belajar di kelas. Reaksi umum dari peserta
pelatihan atau siswa ialah mengernyitkan dahi. Mungkin, mereka menduga saya
benar-benar sakit hingga galau di saat jarum jam menunjukkan saatnya makan
siang. "Iya. Saya sebelumnya Tidak
Bisa Computer. Nah, sekarang (setelah tahu komputer) malah Facebookan meLulu." Senandung tawa
pun berderai.
Saya
suka nakal meminjam atau mengutak-atik kata-kata baku menjadi akronim berisi
kepanjangan yang menggelitik. Misalkan saja, penggunaan frasa akronim 'Asam
Urat' yang dapat dipanjangkan menjadi Asal
Sampai kantor/ sekolah Uring-uringan atau Titip absen. Bagi saya, ini
merupakan satu strategi untuk menjadikan kegiatan belajar nan menyenangkan.
Nah, agar tetap berciri khas akronim menggelitik kita sebut saja -- maaf, ini
tidak bermaksud menyindir -- StrOKe atawa Strategi
Olah Kelompok bElajar. :)
Kiat
StrOKe lebih ajeg disebutkan seiring menyusutnya tingkat konsentrasi dalam
pelatihan/ belajar di kelas. Boleh juga kita terapkan guna mencairkan suasana
kaku (ice breaking) karena perasaan
risih saat memulai perkenalan dalam suasana belajar-mengajar. Kiat ini menjadi
pilihan tatkala upaya ice breaking di
luar ruangan terkendala. Katakanlah, cuaca sedang hujan. Atau, bila saja,
beberapa peserta terhalang secara fisik seperti: mengandung atau sedang cedera
organ tubuh.
Dalam
satu pelatihan Training of Trainers (ToT): Fasilitasi dan Komunikasi, trainer
Sri Handayani memaparkan, tingkat konsentrasi manusia dalam proses belajar
pasif (tidak bergerak) cenderung menurun. Ia membuat ilustrasi dalam grafik
kurva dengan sumbu X dan Y. Ice Breaking pun menjadi alat untuk 'memompa'
kembali semangat para peserta pelatihan/ siswa. Tetapi, grafik konsentrasi
tidak akan dapat menyamai pada saat sesi awal pembelajaran.
Mengajar siswa BerJuDi
Kunci
untuk menggunakan kiat StrOKe ini ialah kemampuan memancing sensasi. Sebagai
contoh: "Guru wajib ajar siswa BerJuDi." Kiat ini semakin menambah
gemas pendengarnya, bila si penutur ialah guru agama. Namun sebelum momentum
rasa gemas tersebut pudar menjadi kesal, segera sambung dengan kepanjangannya,
yakni: Bersih, Jujur dan Adil.
Huehehehehe.
Beberapa
variasi akronim yang pernah saya gubah diantaranya: BerKeLaHI (Berangkat Ke seKolah dengan Iman), MaRah
(Makan bayam meRah), diPangKur (diPangkas dan dicuKur), SeMaNgat (Secangkir teh Manis haNgat), SeMaNgat (Seiap Makan baru iNgat), dan SaBAr (Sarapan Bebek bAkar).
Dari
jejak terbitan status di Facebook milik sahabat, saya dapati juga beberapa
teknik yang mendukung StrOKe.Diantaranya milik bang Farid Wajdi, seorang dosen
dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Ia menuliskan: "4 Mie
yang dilarang selama Ramadhan: Mie kirin
istri orang, Mie ndahin sampah ke rumah Pak RT, Mie sahin Pasangan Suami Istri,
dan Mie nta Kawin Lagi." Kiat ini berhasil menggelitik peserta
Pelatihan Teacher Competency Development Program (TCDP) di Labuhanbatu Selatan.
Dimana mayoritas peserta tengah menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Bergantung
dari sisi usia dan pemahaman, kiat StrOKe perlu penyesuaian agar dapat dicerna
dan menuai hasil memuaskan. Sebagaimana kita mahfum dalam santun berkomunikasi
dan tetap menyenangkan. Bagi kalangan remaja, plesetan kata lebih gegas disukai
dan dikuasai. Semisal "Berusahalah jujur dalam berteman. Contohnya,
memberi teman jujur (--maksudnya
bubur) kacang ijo." Lalu kita membuat selingannya: "Nah, ini berarti
kita juga harus ikhlas berbagi secara cumi-cumi
(-- maksudnya cuma-cuma)."
Kiat
StrOKe, pada dasarnya, saya gunakan dalam suasana belajar-mengajar. Namun,
tidak ada salahnya beberapa sahabat menggunakan dalam obrolan ringan pelepas
lesi. Tujuan menghibur hendaknya melekat dalam penerapan strategi ini agar lepas
dari potensi salah paham, bahkan konflik. Toh, kita hendak berbagi pengetahuan
dan kebahagiaan secara cumi-cumi, bukan?
untuk yg ini,,, mmang abg jagonya bg... :-)
BalasHapuskpan" sya mau minta tips nya nih... heehehe
@mas Joko.
HapusNah, di tulisan ini saya beri beberapa tips nya, mas. Huehehe