Tampilkan postingan dengan label labusel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label labusel. Tampilkan semua postingan
Menyaput Silam Menyongsong Esok di Labat, Labusel
Menitikkan air mata. Entah kali keberapa, saya dapat menyesap keharuan dalam napaktilas hidup. Saya biasa tergugah syahdu tatkala melayat, menjenguk karib ataupun kisah-kisah senada dari karya sastra. Kali ini, di luar ihwal tersebut, saya menitikkan air mata dalam keturut-sertaan sebagai relawan Trainer untuk pelatihan Internet dan Microsoft Powerpoint. Yang digelar serentak di Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu.
Bukan pasir menghampar di pelataran Pondok Pesantren Modern Ar-Rasyid (Labusel) dan SMK Swasta Siti Banun (Labat), tempat pelatihan digelar. Bukan juga sambal pedas yang mendesak keluar air dari kantung mata saya. Namun, gegap semangat para guru yang menjadi peserta pelatihan bertemakan "Pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Pendidikan". Mereka larut seutuhnya dalam tindak berbagi pengetahuan, lerai tawa usai permainan nan menggelitik, ataupun tertegun dengan kesimpulan satu presentasi saya menantang mereka untuk keluar dari tempurung masa silam.
Tantangan tersebut mudah saja saya ilustrasikan dari peribahasa moyang kita: Bagaikan katak dalam tempurung. Mengisahkan katak terperangkap sunyi tanpa cahya. Tiada suara selain suaranya sendiri. Tiada aroma selain bau tubuhnya sendiri. Dilema dalam hatinya: apakah tetap di dalam atau di luar? Di dalam tempurung, ia dapat belajar nyaman dengan kesesakan. Di luar, tantangan bisa jadi lebih mematikan jika ada seekor atau lebih ular siap mematuk.
Menilik peribahasa tadi, tempurung menyiratkan dua sisi zaman berseberangan. Masa silam mewarnakan kelamnya di dalam tempurung, dan di luar tempurung menyiratkan esok. Para guru dalam pelatihan tersebut seolah menapakkan sebelah langkahnya ke 'luar tempurung'. Mereka bisa kembali atau maju seturut suara hatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)